Senin, 18 Januari 2010

ASPEK TEKNIS PENGGEMUKAN SAPI

A.Letak Geografis
Secara umum, Indonesia terletak pada jalur simpangan yang menguntungkan , yakni dua benua dan dua samudera, serta dilalui garis khatulistiwa. Karena itu, Indonesia beriklim tropis dengan dua musim, sehingga perbedaan suhu, curah hujan, kelembaban, dan arah mata angin tidak terlalu fluktuatif. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemlihan lokasi.
1.Temperatur
Sapi termasuk hewan yang peka terhadap perubahan suhu lingkungan, terutama perubahan yang dratis. Suhu tinggi bisa menyebabkan konsumsi pakan menurun dan berakibat pada menurunnya laju pertumbuhan. Untuk hewan tertentu, suhu tinggi juga berpengaruh terhadap kemampuan reproduksi menurun. Pemaksaan penggunaan suhu lokasi yang tinggi temperaturnya fluktuaktif, kurang cocok bagi hewan, akan menyebabkan menurunnya penampilan produksi.
2.Curah Hujan
Tinggi rendahnya curah hujan di suatu lokasi berhubungan erat dengan kondisi temperatur di daerah tersebut.Temperatur pada musim hujan akan lebih rendah dibandingkan dengan pada musim kemarau. Di samping itu, curah hujan yang tinggi berkorelasi dengan ketersediaan pakan yang berupa hijauan. Umumnya, hijauan melimpah pada musim hujan, sedangkan pada musim kemarau terbatas. Lokasi ideal untuk penggemukan sapi potong adalah lokasi yang bercurah hujan 800 – 1500 mm/tahun. Curah hujan yang sangat tinggi bisa mengakibatkan gangguan kesehatan pada sapi potong. Jika kebersihan kandang kurang terjaga, bisa timbul penyakit Pneumonia.
3.Arah Angin
Angin merupakan salah satu faktor pembawa kuman penyakit, sehingga penentuan arah angin yang dominan di suatu lokasi sangat penting sebagai petunjuk bagi pembuatan kandang. Kandang sebaiknya dibangun berderet memanjang sesuai dengan arah angin yang dominan. Hal ini dimaksudkan agar angin yang datang tidak menerpa sapi-sapi secara frontal. Selain itu, perlu diperhatikan arah sinar matahari. Sinar matahari pagi diusahakan masuk ke dalam kandang secara langsung atau tanpa halangan.
4.Kelembapan
Tingkat kelembapan tinggi (basah) cenderung berhubungan dengan tingginya peluang bagi tumbuh dan berkembangnya parasit dan jamur. Sebaiknya, kelembapan rendah (kering) menyebabkan udara berdebu, yang merupakan pembawa penyakit menular. Kelembapan ideal bagi sapi potong adalah 60 – 80 %.
5.Topografi
Topografi lokasi merupakan suatu gambaran tinggi rendah suatu lokasi yang diukur dengan standar di atas permukaan laut. Keadaan topografi mempengaruhi temperatur, curah hujan, dan kelembapan lingkungan. Dalam hal ini, lokasi berbukit bisa menjadi pilihan karena bisa menghambat arah angin. Topografi juga berpengaruh terhadap ketersediaan air di suatu lokasi dan kemudahan sarana transportasi. Jika memungkinkan, lokasi sebaiknya dilalui oleh anak sungai agar ketersediaan air untuk menjaga kebersihan kandang dan untuk memandikan sapi terjamin.
B.Kapasitas Lingkungan
1.Sapi Bakalan
Penentuan lokasi harus memperhatikan ketersediaan bakalan yang akan digemukkan, terutama jika bakalan yang akan digemukkan adalah bakalan lokal. Kapasitas pasar hewan dalam menyediakan bakalan dan letak pasar hewan dari lokasi perlu diperhatikan. Hal ini akan terkait erat dengan perencanaan secara keseluruhan, misalnya jenis sapi yang akan digemukkan dan kapasitas usaha. Di samping itu, keseragaman berat badan sapi bakalan perlu diperhatikan untuk mempermudah penanganan.
2.Ketersediaan Bahan Pakan
Secara tradisional, sapi potong hanya membutuhkan hijauan sebagai pakan. Namun, untuk sebuah usaha penggemukan yang berorientasi pada keuntungan finansial, perlu dipertimbangkan penggunaan bahan pakan berupa konsentrat, sehingga dicapai efisiensi waktu yang akan meningkatkan keuntungan.
3.Infrastruktur
Infrastruktur mencakup kemudahan akses sarana trasportasi, komunikasi, listrik untuk penerangan, luas lahan, perkandangan, pergudangan, dan perkantoran di lokasi penggemukan. Sarana transportasi meliputi prasarana jalan dan alat trasportasiyang akan digunakan, baik untuk arus sirkulasi sapi potong, tenaga kerja, maupun pakan. Perkandangan, pergudangan, dan perkantoran merupakan sarana penunjang operasional yang perlu disediakan dengan mempertimbangkan biaya pembangunan dan skala usaha. Luas lahan perlu dipertimbangkan untuk proyeksi perluasan usaha.
4.Ketersediaan Air
Air mutlak diperlukan dalam usaha penggemukan sapi potong karena berpengaruh langsung pada kehidupan hewan ternak. Selain sebagai air minum, air dipergunakan untuk memandikan sapi dan membersihkan kandang. Perlu dipertimbangkan pula sumber air yang akan digunakan, misalnya air tanah, sungai yang mengalir, atau mata air langsung. Hal ini sangat terkait dengan pembiyaan usaha.
5.Perlengkapan
Semakin besar skala usaha penggemukan sapi potong, semakin tinggi kebutuhan perlengkapan. Contoh, skala usaha dengan kapasitas 10 ekor per bulan tidak perlu memiliki truk sebagai sarana angkutan karena efisiensinya rendah, tetapi skala 100 ekor per minggu membutuhkan sarana angkutan karena jika menyewa kendaraan tidak efisien. Beberapa perlengkapan yang dibutuhkan sebaiknya disesuaikan dengan skala usaha.
6.Tenaga Kerja
Dari segi kuantitas, tenaga kerja bukanlah suatu hal yang sulit. Namu untuk mendapatkan tenaga kerja yang baik dan bertanggung jawab, diperlukan proses seleksi yang cukup ketat dan diikuti proses pelatihan yang berlanjut, sehingga tenaga kerja memiliki jalur tersendiri. Dalam proses seleksi tenaga kerja, perlu diperhatikan beberapa faktor, seperti tingkat pendidikan, pengalaman, ketrampilan, kondisi fisik, dan jenis kelamin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar